Selasa, 23 Februari 2016
Rabu, 03 Februari 2016
Antropometri Gizi
Antropometri Gizi
LEMAK TUBUH
Penilaian status gizi merupakan upaya menginterpretasikan semua informasi yang diperoleh melalui penilaian antropometri, konsumsi makanan, biokimia, dan klinik. Kali ini saya akan membahs tentang penilaian antropometri gizi. Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia. Antropometri terbagi menjadi 2 Jenis, yaitu :
- Pengukuran Antropometri ukuran tubuh (body size) meliputi Lingkar Kepala, Umur Kehamilan, Panjang badan (<2 tahun), Tinggi badan, Tinggi lutut pada anak-anak, Tinggi lutut pada bayi, Tinggi lutut pada orang dewasa, Rentang Lengan, Berat Badan Bayi & Balita, Berat badan Anak dan Dewasa, Lebar sik.
- Pengukuran Antropometri komposisi tubuh (body composition) yaitu Lemak tubuh dan Masa tubuh bebas lemak.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi
berhubungan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi. Dalam artikel ini saya akan membahas lebih dalam
tentang pengukuran antropometri komposisi tubuh (body composition) yang
mengenai Lemak Tubuh.
Tebal
Lemak (skinfold)
Kandungan lemak setiap
individu antara satu dan lainnya berbeda, meskipun dengan jenis kelamin, berat
dan tinggi badan yang sama sekalipun. Rata-rata kandungan lemak perempuan lebih
tinggi (26,9% dari total tubuh) dibandingkan dengan laki-laki (14,7% dari total
tubuh).
Lokasi Lemak
|
Laki-Laki
(kg)
|
Perempuan
(kg)
|
Lemak
essensial (lipid dalam sum-sum tulang, sistem saraf pusat, kelenjar mamae,
dan organ lainnya)
|
2,1
|
4,9
|
Simpanan
lemak :
Subkutan
Intermuskular
Intramuscular
lemak torak dan perut
|
8,2
3,1
3,3
0,8
1,0
|
10,4
5,1
3,5
0,6
1,2
|
Total lemak
|
10,5
|
15,3
|
Berat badan
|
70,0
|
56,8
|
Persentasi
lemak
|
14,7
|
26,9
|
Semua pengukuran tebal lemak bawah kulit sebaiknya konsisten
di sisi kanan badan dan diukur tiga kali. Tebal lemak bawah kulit merupakan
salah satu indeks antropometri yang digunakan dalam pengukuran status indeks
antropometri untuk mengukur status gizi. Pengukuran tebal lemak bawah kulit
biasanya digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak dalam tubuh. Persentase
kandungan lemak tubuh dapat dipakai untuk menilai status gizi. Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah
kulit (skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misal nya pada
bagian lengan atas (tricepsdan biceps), lengan bawah (forearm),
tulang belikat (subscapular), di tengah garis ketiak (midaxillary),
sisi dada (pectoral), perut (abdominal), suprailika, paha,
tempurung lutut (suprapatellar), dan pertengahan tungkai bawah (medical
calf).
o
Tebal
lemak trisep diukur tepat pada bagian belakang tengah lengan atas.
o
Tebal
lemak bisep diukur dengan mengukur ketebalan lemak secara vertikal dari bagian
depan lengan atas yang tingginya titiknya sama dengan pengukuran tebal lemak
trisep.
o
Tebal
lemak subscapular diukur dibawah dan secara menyamping dari sudut bahu, dengan
bahu dan lengan relaks. Pengukur memposisikan lengan subjek dibelakang agar
mudah dalam mengidentifikasi sudut bahu yang diinginkan (bawah scapula). Sudut
pengambilan tebal lemak seharusnya 450 dari garis horizontal.
o
Tebal
lemak suprailiac diukur pada garis tengah axillary dekat dengan puncak illiac.
Tebal lemak ditarik secara miring dari posterior ke garis tengah axillary dan
sejajar dengan arah lipatan kulit lainnya.
o
Midaxillary
skinfold diukur secara horizontal pada garus tengah axillary di ketinggian
xiphoid process.
Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Umumnya lemak bawah kulit untuk pria 3,1 kg dan wanita 5,1 kg. Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit merupakan salah satu metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta presentase lemak tubuh dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri.
Rumus
menghitung tebal lemak bawah kulit:
Laki-laki 18-27 tahun
Db = 1,0913 – 0,00116 (trisep + scapula)
% BF = [(4,97/Db) – 4,52] x 100
Wanita 18-23 tahun
Db = 1,0897 – 0,00133 (trisep + scapula)
% BF = [(4,76/Db) – 4,28] x 100
Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit:
Klasifikasi
|
Laki-laki
|
Wanita
|
Lean
|
<
8 %
|
<
13 %
|
Optimal
|
8
– 15 %
|
14
– 23 %
|
Slightly
overfat
|
16
– 20 %
|
24
– 27 %
|
Fat
|
21
– 24 %
|
28
– 32 %
|
25
%
|
33
%
|
Cara Pengukuran
Tebal Lipatan Lemak Bawah Kulit (skinfold)
Pengukuran tebal lipatan lemak bawah kulit (skinfold) dan persentase lemak dapat dilakukan dengan menggunakan alat skinfold caliper dengan satuan millimeter. Pengukuran dapat dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali pada masing-masing pengukuran. Subjek yang diukur harus dalam keadaan relaksasi dan tegak. Untuk memperoleh hasil yang akurat pada pengukuran tebal kulit dibutuhkan keterampilan yang baik agar dalam pengukuran tidak terdapat kesalahan yang signifikan. Untuk mendapatkan keakuratan tersebut perlu diperhatikan
langkah-langkah
pengukuran sebagai berikut:
- Pakaian tidak
perlu dibuka (cukup menyingsingkan pakaian pada bagian yang akan diukur)
- Mengangkat
dan memegang lipatan bawah kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk. Kemudian
menempatkan skinfold caliper diantara lipatan lemak bawah kulit sekitar ¼ sampai
½ inchi dari jari yang memegang lipatan.
- Ketika
dilakukan pengukuran, jari tetap memegang lipatan lemak. Jadi skinfold caliper
tidak digunakan untuk menahan sekaligus mengukur tebal kulit melainkan hanya
untuk mengukur tebal lipatan kulit.
- Untuk memperoleh
hasil yang akurat, dapat dilakukan pada dua atau tiga tempat yang kemudian
diambil hasil rata-rata dari pengukuran.
Cara pengukuran
tebal lipatan lemak bawah kulit (skinfold) pada tiap-tiap bagian adalah sebagai
berikut:
- Bagian trisep
a) Memberikan
tanda pada bagian trisep antara siku sampai dengan bagian ujung bahu.
b) Mengangkat
lipatan lemak dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri.
c) Memasukan
lipatan lemak kulit pada rahang caliper, kemudian menandai lemak antara rahang
caliper.
d) Melepaskan ibu
jari dari caliper sehingga ujung caliper memiliki tenaga penuh pada lipatan
lemak kulit. Membaca segera setelah alat pertama kali dilepaskan.
e) Untuk
memperoleh data yang akurat dapat dilakukan pengukuran pada dua sampai tiga
bagian kemudian dihitung pengukuran rata-rata.
- Bagian Bisep
a) Memberikan
tanda pada otot bisep ketika fleksi. Lengan yang akan dilakukan pengukaran
harus relaksasi dan berada dalam posisi tegak lurus.
b) Mengambil
tebal lipatan lemak kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk.
c) Kemudian
melanjutkan langkah 3, 4, dan 5 pada langkah pengukuran bagian trisep.
- Bagian
Subskapula
Letaknya
sekitar 45 derajat dibawah ujung tulang belikat
a) Mengambil
tebal lipatan lemak kulit dibawah tulang belikat.
b) Memberikan
tanda pada tengah-tengah lipatan sambil memegang lipatan lemak sekitar 1 inchi
dari tanda yang sudah diberikan. Kemudian melanjutkan langkah 3, 4, dan 5 pada
langkah pengukuran trisap.
- Bagian
suprailiaka
Terletak di
atas puncak iliaka pada garis mid axial (sekitar 2,5 cm di atas pinggul)
a) Mengambil
skinfold mengikuti lipatan dari kulit.
b) Memberikan
tanda pada tengah-tengah lipatan. Memegang lipatan sekitar ¼ sampai ½ inchi
dari tanda yang sudah diberkan. Kemudian langkah 3, 4, dan 5 sama dengan
langkah pada pengukuran trisep.
- Abdomen
Arah cubitan
vertical dengan jarak 5 cm dari umbilicus (setinggi umbilicus)
- Krista iliaka
Cubitan
dilakukan pada crista illiaka. Subjek berdiri dengan salah satu lengan kanan
abduksi 90º. Kemudian jari pemeriksa meraba bagian crista iliaca serta meraba
seluruh permukaan
crista iliaca.
Lipatan dilakukan pada posisi miring ke depan dengan sudut kurang lebih 45º
terhadap garis horizontal.
Bioelctrical
Impedance Analysis
Bioelectrical
Impedance Analysis (BIA) adalah metode non invasive dalam mengevaluasi
komposisi tubuh secara sederhana, aman, murah, mudah digunakan dan hasilnya
segera didapat dengan tingkat kesalahan dibawah 1%.
Selain mengukur
komposisi tubuh, BIA juga dapat digunakan untuk menentukan status nutrisi.
Parameter BIA
yang digunakan untuk menilai status volume cairan tubuh adalah Total Body Water
(TBW), Extracellular Water (ECW), Intracellular Water (ICW). Sedangkan untuk
menilai setatus nutrisi adalah Body Cell Mass (BCM), Fat Free Mass (FFM), Total
Protein. Nilai BIA sangat dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin, ras atau etnik,
index masa tubuh (IMT) dan juga umur. Sehingga pengukuran beberapa parameter
BIA lebih baik jika nilai standar BIA yang digunakan berasal dari populasi yang
memiliki karakteristik yang sama baik dari segi jenis kelamin, ras atau etnik,
IMT maupun umur. Validasi nilai standar BIA dapat mengurangi beberapa kesalahan
oleh karena adanya perbedaan komposisi cairan tubuh berdasarkan jenis kelamin
serta adanya perbedaan pola distribusi lemak, panjang kaki dan lengan antar
kelompok etnik yang akan memengaruhi akurasi dan ketelitian dari pengukuran
BIA.
Daftar Pustaka :
Supariasta Nyoman Dewa I. 2001. Penilaian Status Gizi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Supariasa, Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Penilaian Status
Gizi Secara Biokimia dan Antropometri. Makassar: Laboratorium Terpada
Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas hasanuddin
Supariasa ,D,.N , Bakri , B., Fajar ,I . (2001) Penilaian Status
Gizi . Jakarta .EGC
GMSK-IPB .(1995) Prinsip dan Petunjuk Penilaian Status Gizi.
Bogor .GMSK-IPB
Langganan:
Postingan (Atom)