Rabu, 03 Februari 2016

Antropometri Gizi

Antropometri Gizi

LEMAK TUBUH


Penilaian status gizi merupakan upaya menginterpretasikan semua informasi yang diperoleh melalui penilaian antropometri, konsumsi makanan, biokimia, dan klinik. Kali ini saya akan membahs tentang penilaian antropometri gizi. Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia. Antropometri terbagi menjadi 2 Jenis, yaitu :
  •  Pengukuran Antropometri ukuran tubuh (body size) meliputi Lingkar Kepala, Umur Kehamilan, Panjang badan (<2 tahun), Tinggi badan, Tinggi lutut pada anak-anak, Tinggi lutut pada bayi, Tinggi lutut pada orang dewasa, Rentang Lengan, Berat Badan Bayi & Balita, Berat badan Anak dan Dewasa, Lebar sik.
  • Pengukuran  Antropometri komposisi tubuh (body composition) yaitu Lemak tubuh dan Masa tubuh bebas lemak.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Dalam artikel ini saya akan membahas lebih dalam tentang pengukuran antropometri komposisi tubuh (body composition) yang mengenai Lemak Tubuh.


Tebal Lemak (skinfold)
 Kandungan lemak setiap individu antara satu dan lainnya berbeda, meskipun dengan jenis kelamin, berat dan tinggi badan yang sama sekalipun. Rata-rata kandungan lemak perempuan lebih tinggi (26,9% dari total tubuh) dibandingkan dengan laki-laki (14,7% dari total tubuh).
Lokasi Lemak
Laki-Laki (kg)
Perempuan (kg)
Lemak essensial (lipid dalam sum-sum tulang, sistem saraf pusat, kelenjar mamae, dan organ lainnya)
2,1

4,9

Simpanan lemak :
 Subkutan
  Intermuskular
  Intramuscular
  lemak torak dan perut

8,2
3,1
3,3
0,8
1,0
10,4
5,1
3,5
0,6
1,2
Total lemak
10,5
15,3
Berat badan
70,0
56,8
Persentasi lemak
14,7
26,9

Semua pengukuran tebal lemak bawah kulit sebaiknya konsisten di sisi kanan badan dan diukur tiga kali. Tebal lemak bawah kulit merupakan salah satu indeks antropometri yang digunakan dalam pengukuran status indeks antropometri untuk mengukur status gizi. Pengukuran tebal lemak bawah kulit biasanya digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak dalam tubuh. Persentase kandungan lemak tubuh dapat dipakai untuk menilai status gizi. Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit (skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misal nya pada bagian lengan atas (tricepsdan biceps), lengan bawah (forearm), tulang belikat (subscapular), di tengah garis ketiak (midaxillary), sisi dada (pectoral), perut (abdominal), suprailika, paha, tempurung lutut (suprapatellar), dan pertengahan tungkai bawah (medical calf).
o   Tebal lemak trisep diukur tepat pada bagian belakang tengah lengan atas.
o   Tebal lemak bisep diukur dengan mengukur ketebalan lemak secara vertikal dari bagian depan lengan atas yang tingginya titiknya sama dengan pengukuran tebal lemak trisep.
o   Tebal lemak subscapular diukur dibawah dan secara menyamping dari sudut bahu, dengan bahu dan lengan relaks. Pengukur memposisikan lengan subjek dibelakang agar mudah dalam mengidentifikasi sudut bahu yang diinginkan (bawah scapula). Sudut pengambilan tebal lemak seharusnya 450 dari garis horizontal.
o   Tebal lemak suprailiac diukur pada garis tengah axillary dekat dengan puncak illiac. Tebal lemak ditarik secara miring dari posterior ke garis tengah axillary dan sejajar dengan arah lipatan kulit lainnya.
o   Midaxillary skinfold diukur secara horizontal pada garus tengah axillary di ketinggian xiphoid process.

     
            
      Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Umumnya lemak bawah kulit untuk pria 3,1 kg dan wanita 5,1 kg. Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit merupakan salah satu metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta presentase lemak tubuh dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri.
           

 Rumus menghitung tebal lemak bawah kulit:
       Laki-laki 18-27 tahun
            Db = 1,0913 – 0,00116 (trisep + scapula)
         % BF = [(4,97/Db) – 4,52] x 100
      Wanita 18-23 tahun
             Db = 1,0897 – 0,00133 (trisep + scapula)
     % BF = [(4,76/Db) – 4,28] x 100
      Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit:
Klasifikasi
Laki-laki
Wanita
Lean
< 8 %
< 13 %
Optimal
8 – 15 %
14 – 23 %
Slightly overfat
16 – 20 %
24 – 27 %
Fat
21 – 24 %
28 – 32 %

Obesitas
 25 %
 33 %
       

Cara Pengukuran Tebal Lipatan Lemak Bawah Kulit (skinfold)
              

Pengukuran tebal lipatan lemak bawah kulit (skinfold) dan persentase lemak dapat dilakukan dengan menggunakan alat skinfold caliper dengan satuan millimeter. Pengukuran dapat dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali pada masing-masing pengukuran. Subjek yang diukur harus dalam keadaan relaksasi dan tegak. Untuk memperoleh hasil yang akurat pada pengukuran tebal kulit dibutuhkan keterampilan yang baik agar dalam pengukuran tidak terdapat kesalahan yang signifikan. Untuk mendapatkan keakuratan tersebut perlu diperhatikan
langkah-langkah pengukuran sebagai berikut:
- Pakaian tidak perlu dibuka (cukup menyingsingkan pakaian pada bagian yang akan diukur)
- Mengangkat dan memegang lipatan bawah kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk. Kemudian menempatkan skinfold caliper diantara lipatan lemak bawah kulit sekitar ¼ sampai ½ inchi dari jari yang memegang lipatan.
- Ketika dilakukan pengukuran, jari tetap memegang lipatan lemak. Jadi skinfold caliper tidak digunakan untuk menahan sekaligus mengukur tebal kulit melainkan hanya untuk mengukur tebal lipatan kulit.
- Untuk memperoleh hasil yang akurat, dapat dilakukan pada dua atau tiga tempat yang kemudian diambil hasil rata-rata dari pengukuran.

Cara pengukuran tebal lipatan lemak bawah kulit (skinfold) pada tiap-tiap bagian adalah sebagai berikut:
- Bagian trisep
a) Memberikan tanda pada bagian trisep antara siku sampai dengan bagian ujung bahu.
b) Mengangkat lipatan lemak dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri.
c) Memasukan lipatan lemak kulit pada rahang caliper, kemudian menandai lemak antara rahang caliper.
d) Melepaskan ibu jari dari caliper sehingga ujung caliper memiliki tenaga penuh pada lipatan lemak kulit. Membaca segera setelah alat pertama kali dilepaskan.
e) Untuk memperoleh data yang akurat dapat dilakukan pengukuran pada dua sampai tiga bagian kemudian dihitung pengukuran rata-rata.

- Bagian Bisep
a) Memberikan tanda pada otot bisep ketika fleksi. Lengan yang akan dilakukan pengukaran harus relaksasi dan berada dalam posisi tegak lurus.
b) Mengambil tebal lipatan lemak kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk.
c) Kemudian melanjutkan langkah 3, 4, dan 5 pada langkah pengukuran bagian trisep.

- Bagian Subskapula
Letaknya sekitar 45 derajat dibawah ujung tulang belikat
a) Mengambil tebal lipatan lemak kulit dibawah tulang belikat.
b) Memberikan tanda pada tengah-tengah lipatan sambil memegang lipatan lemak sekitar 1 inchi dari tanda yang sudah diberikan. Kemudian melanjutkan langkah 3, 4, dan 5 pada langkah pengukuran trisap.

- Bagian suprailiaka
Terletak di atas puncak iliaka pada garis mid axial (sekitar 2,5 cm di atas pinggul)
a) Mengambil skinfold mengikuti lipatan dari kulit.
b) Memberikan tanda pada tengah-tengah lipatan. Memegang lipatan sekitar ¼ sampai ½ inchi dari tanda yang sudah diberkan. Kemudian langkah 3, 4, dan 5 sama dengan langkah pada pengukuran trisep.

- Abdomen
Arah cubitan vertical dengan jarak 5 cm dari umbilicus (setinggi umbilicus)

- Krista iliaka
Cubitan dilakukan pada crista illiaka. Subjek berdiri dengan salah satu lengan kanan abduksi 90º. Kemudian jari pemeriksa meraba bagian crista iliaca serta meraba seluruh permukaan
crista iliaca. Lipatan dilakukan pada posisi miring ke depan dengan sudut kurang lebih 45º terhadap garis horizontal.

Bioelctrical Impedance Analysis
Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) adalah metode non invasive dalam mengevaluasi komposisi tubuh secara sederhana, aman, murah, mudah digunakan dan hasilnya segera didapat dengan tingkat kesalahan dibawah 1%.
           



Selain mengukur komposisi tubuh, BIA juga dapat digunakan untuk menentukan status nutrisi.
Parameter BIA yang digunakan untuk menilai status volume cairan tubuh adalah Total Body Water (TBW), Extracellular Water (ECW), Intracellular Water (ICW). Sedangkan untuk menilai setatus nutrisi adalah Body Cell Mass (BCM), Fat Free Mass (FFM), Total Protein. Nilai BIA sangat dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin, ras atau etnik, index masa tubuh (IMT) dan juga umur. Sehingga pengukuran beberapa parameter BIA lebih baik jika nilai standar BIA yang digunakan berasal dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama baik dari segi jenis kelamin, ras atau etnik, IMT maupun umur. Validasi nilai standar BIA dapat mengurangi beberapa kesalahan oleh karena adanya perbedaan komposisi cairan tubuh berdasarkan jenis kelamin serta adanya perbedaan pola distribusi lemak, panjang kaki dan lengan antar kelompok etnik yang akan memengaruhi akurasi dan ketelitian dari pengukuran BIA.













Daftar Pustaka :
Supariasta Nyoman Dewa I. 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Supariasa, Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Penilaian Status Gizi Secara Biokimia dan Antropometri. Makassar: Laboratorium Terpada Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas hasanuddin
Supariasa ,D,.N , Bakri , B., Fajar ,I . (2001) Penilaian Status Gizi   . Jakarta .EGC
GMSK-IPB .(1995) Prinsip dan Petunjuk Penilaian Status Gizi. Bogor .GMSK-IPB

1 komentar: