Kamis, 13 Oktober 2016

Modified Atmosphere Packaging


Modified Atmosphere Packaging  (MAP)
Industri pertanian pangan telah mengalami perubahan besar selama abad ke-20. Awal dalam upaya abad terkonsentrasi pada cara untuk menemukan dan meningkatkan produksi pertanian untuk sumber pangan populasi yang semakin tumbuh pesat di dunia. Tidak banyak orang meramalkan efektivitas serangan dua arah pada masalah dipasang oleh para ilmuwan, birokrat dan politisi di seluruh dunia. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata dalam 30 tahun terakhir telah 1,7%, sehingga menimbulkan populasi dunia saat ini sekitar 6 miliar. Angka ini diperkirakan akan turun menjadi 1,1% selama 30 tahun ke depan, sehingga meningkatkan populasi dunia menjadi 8,3 miliar pada tahun 2030.

Pemerintah harus mensubsidi industri pertanian mereka untuk membuat mereka kompetitif secara global. Pesatnya laju kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah mendorong peningkatan produksi pangan terjadi sebagian besar pada paruh kedua abad ke-20. Misal nya Modified atmosphere packaging  (MAP) atau modifikasi suasana kemasan.

Modifikasi atmosfer merupakan proses penanganan pasca panen yang tergolong alamiah dan bebas bahan kimia serta memiliki prosedur yang lebih mudah dan memungkinkan untuk dilakukan dimana saja karena hanya menggunakan peralatan yang sederhana.

Fungsi modified atmosphere packaging dalam pengawetan produk pertanian sendiri adalah melindungi produk dari kerusakan fisik, perubahan-perubahan kemis, dan kontaminasi mikrobial. Jadi MPA mempertahankan,  memperpanjang masa simpan,  kualitas produk. Bahan-bahan pengepak disesuaikan dengan tujuan pengepakan, tipe produk, misalnya produk segar, beku, dan lain-lain. Pengemasan akan melindungi produk selama penyimpanan, distribusi dan pemasaran. Persyaratan pengemasan berhubungan dengan transmisi oksigen, kadar uap air, kelenturan, kekuatan, ketahanan , kedap lemak , minyak, temperatur, kelembaban, dan tipe produk.

            MAP merupakan salah satu metode untuk mengurangi laju respirasi dan transpirasi untuk menunda proses pematangan buah dan sayur agar tidak cepat rusak  antar lain yaitu dengan cara modifikasi atmosfer melalui pengemasan. Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, memegang peranan penting dalam pengawetan bahan hasil pertanian. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguán fisik. Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dalam segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli selain sebagai alat untuk menunda kematangan dan kerusakan buah.

 Keselamatan dan rusak nya sebuah produk makanan adalah dua masalah yang paling penting dalam setiap produk makanan. Keselamatan ditentukan terutama oleh kehadiran patogen atau bahan kimia beracun dalam makanan. Rusaknya disebabkan oleh degradasi mikroba, aktivitas enzimatik atau reaksi kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan yang tidak diinginkan dalam sifat sensorik, fisik dan gizi produk. Makanan bervariasi dalam rusaknya, tergantung pada komposisi nya dan bagaimana makanan tersebut diproses, dikemas dan disimpan. Tujuan utama dari teknologi MAP adalah untuk memperpanjang umur simpan produk makanan dengan memperlambat tarif makanan dari pembusukan, tetap menjaga keselamatan makanan dan kualitas umum. Oleh karena itu, dalam merancang sebuah rezim MAP untuk produk apapun, faktor yang perlu dikontrol adalah mikroba, fisiologis, kimia dan perubahan fisik.

Pada mikroba faktor tingkat perkembangan nya pada makanan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pH, aw, potensial redoks (rh), komposisi, karakteristik fisik, suhu, kemasan, kehadiran pengawet dan mikroflora kompetitif dalam produk, dan lain-lain, faktor-faktor ini merupakan suatu rintangan yang harusdipertimbangkan, yang dapat diterapkan secara individu atau dalam kombinasi untuk produk makanan guna menghambat pertumbuhan mikroba, sehingga memperpanjang umur simpan (Leistner dan Gorris, 1995).

Tidak adanya O2 di atmosfer  tentu saja akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme aerobik. Penghapusan O2 dapat digunakan secara efektif untuk mengontrol aerob berkewajiban, seperti cetakan. Hal ini ditunjukkan oleh Smith et al. (1986), yang menggunakan scavenger O2, Ageless, untuk mengontrol masalah cetakan pada produk panggang. Sayangnya, suasana anaerobik juga nikmat pertumbuhan dan racun produksi C. botulinum (O'Connor-Shaw dan Reyes, 2000). Ini telah dibuktikan dalam sebuah penelitian tantangan yang bahkan produk tradisional tidak dikenal untuk masalah botulinal seperti crumpets dapat mempertahankan pertumbuhan dan racun produksi jika spora C. botulinum yang hadir (Daifas et al., 1999). Atmosfer anaerobik harus digunakan dengan sangat hati-hati dalam produk MAP. rintangan lainnya, seperti pH, pengawet, dan suhu rendah, juga harus diterapkan untuk menghambat pembentuk spora anaerobik dan patogen lainnya (Dufresne et al., 2000). program jaminan kualitas, seperti Good Manufacturing Practice (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), perlu prasyarat dalam pembuatan produk MAP.

Dampak modifikasi atmosfer gas salah satu nya ialah mengurangi reaksi oksidasi, sehingga menunda reaksi oksidatif atau menghambat pertumbuhan aerob. Oleh karena itu, digunakan terutama untuk menggantikan O2 di ruang atas, atau sebagai gas pengisi untuk mencegah runtuhnya paket ketika konsentrasi CO2 tinggi digunakan (Church, 1994). Ooraikul (1991) melaporkan bahwa gulungan berkerak dikemas dalam 100% N2 memiliki kehidupan rak cetakan gratis di suhu sekitar 9 ± 11 hari dibandingkan dengan 5 ± 6 hari ketika dikemas dalam udara atau 16 ± 18 hari saat dikemas dalam 60% CO2 dan 40% N2.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar